Euro Semakin Tertekan

RMC News-Euro masih akan tertekan walaupun hasil dari pertemuan Uni Eropa dan Badan Moneter Internasional (IMF) nanti akan menyetujui memberikan bantuan bailout atau dana talangan utang, ini hanya bersifat sementara saja tidak akan bertahan lama. Krisis Yunani yang kian memburuk dan lambatnya pertumbuhan ekonomi membuat pasar kehilangan minat berinvestasi di negara berkembang. Ditambah dengan rencana Perdana Menteri Yunani George Papandreou untuk merubah susunan kabinetnya hari ini setelah gagal mendapatkan dukungan dari oposisi untuk menerapkan langkah-langkah penghematan membuat Yunani semakin terpuruk.

Euro diperdagangkan pada posisi US$1,4204 yang mana sebelumnya ada pada level US$1,4074 yang merupakan level terendahnya sejak 26 Mei lalu sedangkan Rupiah turun seiring melemahnya Euro. Rupiah berada pada level 8.598 per dollar AS turunnya rupiah di sebabkan investor asing kehilangan minat pada pasar domestik dan melepas kepemilikan modalnya. Sampai saat ini tercatat asingmelepas modalnya sebesar US$19,3 juta lebih besar dari yang mereka investasikan.

Selain rupiah yang memimpin pelemahan di sektor Asia ada beberapa mata uang Asia lainnya yang ikut melemah seperti Ringgit Malaysia , Ringgit turun menjadi 3,0465 sedangkan Peso Filipina 43,600 perdollar AS. Semua mata uang negara berkembang tumbang bersama Euro. Namun dibalik sentimen negatif ini ada sedikit angin segar yang dapat menolong rupiah yaitu membaiknya indeks di pasar AS semalam dan laporan disektor perbankan lokal terutama empat bank pemerintah seperti Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara.